Tuesday, July 01, 2008

Pak Widodo ( LOA )

Tiba-tiba terdengar pengumuman dari petugas informasi di Bandara Soekarno Hatta bahwa penerbangan ke Singapura dengan pesawat Emitrates mengalami penundaan selama satu jam dari yang semestinya. Saya dan teman saya – Pa Uma – yang sudah siap-siap masuk ke ruang tunggu hanya bisa menghela nafas.

Untuk membunuh waktu yang tersisa – setelah check in dan mengurus pembayaran fiskal -, saya buka-buka phone book HP saya. Satu persatu deretan daftar nomor saya pelototi, dan akhirnya sampailah pada nama yang tidak asing lagi bagi saya, Ma’ruf, teman lama dan sekaligus teman seperjuangan di kampus. Dan tanpa ragu lagi akhirnya saya pencet tombol telepon untuk menelponnya.


Setelah basa basi ngalor ngidul, sayapun teringat dengan teman lama yang lain yang tinggal di Kabupaten Sukoharjo, namanya Pak Widodo. Sudah lebih dari 6 tahun sejak kepindahan saya ke Jakarta pada 2001, saya tidak pernah bertemu dan mendengar kabarnya. Saat saya tanya ke Pa Ma’ruf tentang Pa Widodo, dia mengatakan bahwa Pa Widodo sepengetahuannya baik-baik saja.


Waktupun berlalu dan sampailah saatnya ketika saya hendak masuk di scanning area pertama penerbangan Internasional Bandara Soekarno Hatta. Saya seperti melihat sosok yang sangat saya kenal yang sudah sekian lama tidak ketemu. Untuk menghilangkan rasa penasaran, saya hampiri sosok yang rasanya sangat saya kenal tersebut.




Dan setelah saya hampiri .....


“ Assalamu’alaikum,” saya beranikan diri untuk menyapanya. Dan sosok yang saya sapa tadi menjawab dengan ekspresi kaget,” Wa’alaikum salam”. “ Pa Widodo dari Solo,” sergah saya. “Ya, saya Pa Widodo, dan ... masya Allah Pa Bambang,” jawabnya dengan ekspresi lebih kaget. Dan kamipun berrangkulan dan saling bertanya banyak hal. “ Pa Bambang mau kemana ?“ imbuhnya penuh tanya. “Saya mau ke Singapura, ada tugas dari kantor. Pa Widodo sendiri mau ke mana ?” tanya saya. “ Saya mau ke Kairo dengan teman-teman berempat nih,” tambahnya. Dan karena panggilan untuk penumpang Emirates jurusan Dubai via Singapura supaya segera naik pesawat sudah ada, maka sayapun segera pamit tanpa sempat bertanya lebih jauh.


Sambil berjalan menuju pesawat, saya sempatkan lagi untuk telepon ke Pa Ma’ruf. Saya tanyakan sama dia apa tahu tentang kepergian Pa Widodo ke Kairo. Dari Pa Ma’ruf saya tahu bahwa Pa Widodo ada tugas belajar di Universitas Al Azhar di Kairo Mesir.


Tentu kita semua sering mendapati fenomena semacam itu. Ketika kita sedang membicarakan tentang sesuatu atau seseorang, eh ternyata sesuatu atau seseorang tersebut hadir di depan kita. Ketika kita sedang menginginkan sesuatu dengan sangat, ehh ternyata “tiba-tiba” sesuatu yang sangat kita inginkan hadir di hadapan kita. Dan tentu masih banyak lagi kisah serupa itu.


Michael Losier menyebutnya sebagai Law Of Attraction (Hukum Saling Tarik Menarik). Dulu kita mengenalnya sebagai De Ja Vu. Law Of Attraction mengatakan bahwa apa yang kita pikirkan akan terpancarkan ke alam semesta dan kemudian alam semesta akan serta merta menghadirkan lebih banyak lagi sesuai dengan apa yang ada dalam pikiran kita. Apabila kita berpikiran buruk tentang sesuatu, maka cepat atau lambat sesuatu yang buruk itu akan menimpa kita. Dan demikian juga sebaliknya.


Dalam kacamata Islam, Rasululloh Muhammad SAW mengingatkan bahwa Allah akan senantias bersama dengan prasangka (pikiran dan keyakinan) hambaNya. Artinya apa yang ada dalam pikiran kita dan itu benar-benar diyakini dengan sangat, maka mudah bagi Allah untuk mengerahkan seluruh makhluknya di alam semesta ini untuk mewujudkan apapun yang ada dalam pikiran kita. Seperti juga mudah bagi Allah untuk menolak ataupun menentukan saat dan cara yang tepat untuk mewujudkan impian dan pikiran kita.


Bryan Tracy menyebutkan tentang hal ini bahwa kamu adalah apa yang kamu pikirkan (you are what you think).


Bersambung .......

Wallahu a’lam




No comments:

Post a Comment