Tuesday, May 27, 2008

Smart Think




Namanya Sarif, adik sepupu saya yang baru menginjakkan usianya di tahun ke 20. Pada saat usianya baru 7 tahun - saat itu kelas satu SD - ada cerita menarik yang memperlihatkan bakat cerdasnya.

Suatu sore menjelang maghrib, ibunya mencari-cari dan memanggilnya supaya segera pulang ke rumah. Si Sarif kecil yang sedang asyik main layang-layang seperti tidak menghiraukan panggilan keras ibunya. Saat sang ibu menemukannya, terjadilah dialog renyah antara keduanya :

Ibu : Sarif kemana saja sih kamu, dicari cari nggak ketemu.
Ayo pulang, sudah maghrib tuh. Ayo sholat gih .....

Sarif : Sebentar Mak. Sarif kan belum mandi, masa' disuruh sholat.
kan nggak suci.

Ibu : Ya sudah, buruan sana mandi dulu.

Sarif : Nggak mau mandi ah, nanti disuruh sholat.

Ibu : ... ??????





Imagine ... Part 2



Lanjutan dari Bag. 1


Setelah selesai sang trainerpun bertanya : “Siapa yang di mulutnya sekarang terasa lebih banyak air liurnya daripa sebelumnya ?” Dan sebagian besar peserta trainingpun mengacungkan tangannya tanda mengiyakan. Tak sedikit dari mereka yang saling bertanya kenapa.


Sang trainerpun menjelaskan.


Otak kita pada dasarnya tidak bisa membedakan mana informasi yang bersifat imaginasi ataukah fakta. Dia hanya akan menangkap apa adanya informasi/input yang diterimanya dalam memori. Ketika input yang sama diberikan secara berulang-ulang kepada memori otak maka pada akhirnya otak akan menangkap bahwa itu adalah real, apapun sifat informasi itu. Dan apabila otak sudah menangkap bahwa itu real, maka otak akan segera meresponnya dengan memberikan reaksi sesuai dengan rekaman memori yang ada padanya pada waktu yang lalu.


Pada kasus jeruk tadi, setelah otak meyakini bahwa jeruk itu memang ada (saya harus minta konfirmasi dengan angkat tangan untuk meyakinkan diri bahwa afirmasi saya berhasil) maka otak akan merespon dengan memberikan reaksi yang sama dengan apa yang pernah terrekam dalam memorinya pada kasus nyata yang sama. Maka walaupun ‘sebenarnya’ jeruk itu tidak ada dan hanya imajinasi, tetapi ketika otak meyakini bahwa itu real karena proses afirmasi yang berulang-ulang maka otak berreaksi dengan memberikan reaksi yang sama dengan pengalamannya makan jeruk. Jadilah rongga mulut kita penuh dengan air liur atau ludah karena mendapatkan sinyal makan jeruk. Suatu perulangan terhadap pengalaman yang pernah terrekan dalam otak kita.


Brian Tracy mengatakan : “ You are what you think. You’ll become what is in your mind”.


Maka apa yang ada dalam otak/pikiran kita dan itu terrekan dengan baik maka akan menjadi kenyataan yang ada pada diri kita. Bila kita menginginkan kehidupan yang baik untuk diri kita dan keluarga, maka pikirkanlah hal-hal baik tentang diri dan keluarga kita. Tapi apabila kita selalu berpikir yang tidak baik tentang diri dan keluarga kita, maka hal-hal yang tidak baik itulah yang akan menimpa kehidupan diri dan keluarga kita.


Maka, jangan pernah masukkan hal-hal negative tentang kehidupan pada pikiran kita karena itu yang akan menjadi kenyataan pada diri kita.




Monday, May 05, 2008

Imagine ... Part 1



Pada satu sesi pelatihan marketing, sang trainer memberikan simulasi.


Seluruh peserta diminta untuk berdiri dan memejamkan mata. Tetap focus dan hilangkan bayangan lain diluar agenda acara. Setelah hening dan peserta mulai terlihat konsentrasi, selanjutnya peserta semua diminta membayangkan sesuatu.


“ Bayangkan didepan anda ada sebuah meja berbendtu empat persegi panjang. Bagi anda yang sudah bisa melihat bayangan meja tersebut maka acungkan tangan kanan anda”, dan pesertapun mengacungkan tangan kanannya.


“ Selanjutnya, bayangkan diatas meja tersebut ada sebuah piring berisi sebuah jeruk berwarna kuning matang yang segar dan baru dikeluarkan dari kulkas (diulang dua kali). Bagi yang sudah melihat bayangan piring berisi jeruk tersebut maka angkat tangann kanannya !” dan pesertapun mengangkat tangan kanannya.


“ Bayangkan juga bahwa disebelah kanan piring tersebut ada sebuah pisau yang sangat tajam terbuat dari stainless steel berwarna silver mengkilat. Dan bagi anda yang sudah melihat bayangan pisau tersebut, tolong kembali angkat tangan kanan anda”, dan kembali pesertapun angkat tangan kanannya.


“ Bapak ibu sekalian, dengan tangan kanan anda maka ambil pisau yang ada dan ambil jeruk yang ada di atas piring dengan tangan kiri anda. Setelah itu iris jeruk yang ada ditangan kiri dengan pisau yang ada ditangan kanan hingga terbelah menjadi dua. Letakkan pisau anda dan ambil setengah bagian jeruk yang terbelah tersebut dengan tangan kanan anda. Kemudian jilatilah terus dan rasakan betapa masis dan segarnya jerus tersebut. Terus rasakan betapa mania dan segarnya jerus tersebut. Rasakan terus dan rasakan terus.”


Setelah itu dalam hitungan ketiga pesertapun diminta buka mata. (to be continued)