Tuesday, May 27, 2008

Imagine ... Part 2



Lanjutan dari Bag. 1


Setelah selesai sang trainerpun bertanya : “Siapa yang di mulutnya sekarang terasa lebih banyak air liurnya daripa sebelumnya ?” Dan sebagian besar peserta trainingpun mengacungkan tangannya tanda mengiyakan. Tak sedikit dari mereka yang saling bertanya kenapa.


Sang trainerpun menjelaskan.


Otak kita pada dasarnya tidak bisa membedakan mana informasi yang bersifat imaginasi ataukah fakta. Dia hanya akan menangkap apa adanya informasi/input yang diterimanya dalam memori. Ketika input yang sama diberikan secara berulang-ulang kepada memori otak maka pada akhirnya otak akan menangkap bahwa itu adalah real, apapun sifat informasi itu. Dan apabila otak sudah menangkap bahwa itu real, maka otak akan segera meresponnya dengan memberikan reaksi sesuai dengan rekaman memori yang ada padanya pada waktu yang lalu.


Pada kasus jeruk tadi, setelah otak meyakini bahwa jeruk itu memang ada (saya harus minta konfirmasi dengan angkat tangan untuk meyakinkan diri bahwa afirmasi saya berhasil) maka otak akan merespon dengan memberikan reaksi yang sama dengan apa yang pernah terrekam dalam memorinya pada kasus nyata yang sama. Maka walaupun ‘sebenarnya’ jeruk itu tidak ada dan hanya imajinasi, tetapi ketika otak meyakini bahwa itu real karena proses afirmasi yang berulang-ulang maka otak berreaksi dengan memberikan reaksi yang sama dengan pengalamannya makan jeruk. Jadilah rongga mulut kita penuh dengan air liur atau ludah karena mendapatkan sinyal makan jeruk. Suatu perulangan terhadap pengalaman yang pernah terrekan dalam otak kita.


Brian Tracy mengatakan : “ You are what you think. You’ll become what is in your mind”.


Maka apa yang ada dalam otak/pikiran kita dan itu terrekan dengan baik maka akan menjadi kenyataan yang ada pada diri kita. Bila kita menginginkan kehidupan yang baik untuk diri kita dan keluarga, maka pikirkanlah hal-hal baik tentang diri dan keluarga kita. Tapi apabila kita selalu berpikir yang tidak baik tentang diri dan keluarga kita, maka hal-hal yang tidak baik itulah yang akan menimpa kehidupan diri dan keluarga kita.


Maka, jangan pernah masukkan hal-hal negative tentang kehidupan pada pikiran kita karena itu yang akan menjadi kenyataan pada diri kita.




No comments:

Post a Comment