Tuesday, June 24, 2008

Membangunkan Raksasa Tidur

Tulisan ini terinspirasi oleh buku Anthony Robbins dengan judul yang sama. Keinginan kuat agar karunia Allah kepada manusia sebagai makhluq paling unggul menjadi fakta dan tidak hanya sekedar asa.

“Sungguh telah AKU (Allah) ciptakan manusia dalam kejadian yang sebaik-baiknya. Kemudian Aku turunkan derajat mereka ke tingkat yang serendah-rendahnya”, demikian keterangan Allah dalam kitab suci Al Qur’an.

Kita semua Allah lahirkan ke dunia ini sebagai juara, sebagai yang terbaik. Tidak ada satupun manusia yang lahir ke dunia ini melainkan terlahir sebagai yang terbaik.

Pada awal proses penciptaan kita semua, ada sebuah kompetisi besar untuk memperebutkan mahkota Ovum (sel telur) di rahim ibu. Kompetisi ini tidak akan bisa berlangsung kecuali harus diikuti minimal 200 juta peserta sel sperma. Karena apabila jumlah sel sperma kurang dari 200 juta, maka sperma tergolong tidak sehat sehingga tidak akan bisa meraih sel telur.

Dari 200 juta peserta itu maka hanya ada satu yang menjadi pemenang dan menjangka u sel telur. Dan juara kompetisi akbar tersebut tidak lain adalah kita semua yang terlahir dari rahim ibu kita semua. Ya, kita semua Allah lahirkan ke dunia sebagai pemenang, sebagai juara. Sebagai yang terbaik. Karena kalau kita bukan yang terbaik, maka Allah tidak akan pernah melahirkan kita ke dunia ini. Karena hanya yang terbaik yang akan lahir di dunia.


Our Brain, The Sleeping Giant


Satu hal – secara fisiologis – yang menjadikan manusia menjadi spesifik (baca : lebih unggul) dari makhluk lainnya adalah adanya karunia otak/pikiran. Pikiran yang menjadikan manusia berkembang dan menjadi kreatif untuk mencari solusi bagi setiap persoalan hidupnya.
Prof Isaac Asimov dalam bukunya THE BRAIN menjelaskan bahwa : otak kita memiliki 200 milyar sel otak, memiliki lebih dari 100 Trilyun hubungan yang mungkin. Sehingga, tiap satu sel otak kita memiliki kemampuan untuk membuat hingga 500 alternatif kreatif pemecahan pada setiap satu masalah yang timbul.


Masalahnya kemudian adalah, kebanyakan kita tidak mengoptimalkan karunia Allah yang namanya otak. Kebanyakan kita mudah menyerah kalah ketika menghadapi persoalan, padahal baru satu atau dua alternatif solusi kita eksplorasi. Kita menjadi mudah putus asa. Kita menjadi semacam seonggok daging tanpa nilai lebih. Padahal kita telah dibekali mentalitas juara dengan bekal 500 alternatif solusi pemecahan masalah. Kalau kita gunakan potensi otak yang ada, kita bisa berubah menjadi RAKSASA yang siap melahap semua persoalan yg ada di hadapan kita.

Riset Prof. Isaac Asimov juga menggambarkan tentang bagaimana kebanyakan manusia mengoptimalkan otaknya.

Orang Genius maksimal menggunakan otaknya hanya 5-6%

Orang Cerdas/Pandai maksimal menggunakan otaknya hanya 3-4%

Orang rata-2 pada umumnya maksimal menggunakan otaknya hanya 2%


Dari sini kita fahami bahwa seandainya seorang Prof. DR. BJ Habibi, Einstein, dan kaum jenius lainnya mengoptimalkan potensi otaknya, maka dia akan menjadi jauh lebih hebat hingga 20 kali lipat (2.000 %). Sungguh dahsyat.


Bagaimana dengan kebanyakan kita ? Kita akan menjadi jauh lebih hebat dari sekarang hingga 50 kali lipat (5.000 %). Kita akan berubah menjadi raksasa yang sangat perkasa yang akan mampu melumat apa saja yang ada disekitar kita.
Hanya saja selama ini kebanyakan kita belum mengoptimalkan potensi otak kita, sehingga RAKSASA yang ada pada kita sekarang masih terlelap tidur. Walaupun ada potensi RAKSASA, kalau masih tertidur maka kita tetap menjadi sosok yang tak berdaya.

Awaken The Giant

Untuk membangunkan raksasa yang masih tertidur pulas, maka kita perlu memahami sistem kerja otak. Kalau kita bisa memahami hal ini dengan baik, maka kita akan mampu membuka tabir kekuasaan Allah. Sebagaimana kata-kata hikmah dalam Islam.


Wa man ‘arofa nafsahu, faqod ‘arofa robbahu
Dan barangsiapa yang mengenal dengan baik dirinya, maka dia akan mengenal Tuhannya.

Dalam kajian Neuro Linguistic Programming (NLP), sistem kerja otak diantaranya menggunakan pola afirmatif. Yaitu penggunaan pola informatif berulang-ulang sehingga pada akhirnya akan lahir new believe. Otak kita tidak terlatih untuk membedakan antara fakta dan imaginasi dari setiap informasi yang masuk. Begitu informasi imajinatif dimasukkan secara berulang-ulang secara massif, maka pada akhirnya otak bisa menganggap “imajinasi” itu sebagai fakta yang diyakini kebenarannya.

Sebagaimana kita fahami selama ini bahwa sistem kendali dari kerja seluruh kerja organ tubuh kita adalah otak. Apapun yang diyakini oleh otak, maka sinyalnya akan ditransfer ke seluruh organ tubuh melalui sistem syaraf. Dan sinyal yang dikirim oleh otak akan diterima sepenuhnya dengan serta merta tanpa ada resistensi sedikitpun. Organ tubuh akan menerima sepenuhnya sinyal dari otak dan langsung mengeksekusi.

Jadi kalau keyakinan yang tertanam dalam otak kita adalah keyakinan tentang “ketidakmampuan” dan “ketidakberdayaan”, maka organ tubuh kita akan merespon dengan respon yang sama persis dengan keyakinan yang ada pada otak kita. Dan sebaliknyaa, kalau keyakinan yang tertanam dalam otak kita adalah keyakinan tentang “keberhasilan” dan “kemampuan tak terbatas”, maka organ tubuh kita akan merespon dengan respon yang sama persis dengan keyakinan yang ada pada otak kita. Dan serta merta kita berubah menjadi manusia super yang penuh dengan antusiasme keberhasilan dan kuasa tak terbatas (unlimited power). Kita berubah menjadi raksasa yang tak terbatas kemampuannya.

Sejak sekarang, prioritaskan otak kita hanya menerima poin-poin informasi tentang positifisme, keberhasilan, kuasa tanpa batas, jiwa keberlimpahan. Sehingga fisik kita akan terbangun menjadi fisik dengan kualifikasi positif, keberhasilan, unlimited power dan serba berkelimpahan. Dan bila yang tertanam dalam otak kita adalah sebaliknya, maka kitapun kan menjadi pribadi yang sebaliknya.

Sebagaimana ungkapan Shakespiere, THE FIRST WE MAKE OUR HABITS, AND THEN OUR HABITS MAKE US. Sekarang, mari kita bangun kebiasaan-kebiasaan positif dalam hidup kita. Biar pada akhirnya kebiasaan-kebiasaan positif itulah yang membentuk kehidupan kita di masa datang. Kehidupan yang penuh dengan keberkahan dan keberlimpahan, Like a Giants Life.


Wallahu a’lam

No comments:

Post a Comment