Tuesday, March 11, 2008

Change Your Mind, Change Your Life



Suatu malam di bulan April tahun 2005 dalam perjalanan dari Pekalongan menuju kawasan perkebunan teh di Pagilaran Batang Jawa Tengah, sang sopir - sebut saja Pak Miftah - (lebih tepatnya panitia yang menjemput saya menuju tempat training MLM Syari'ah HPA) memecah kesepian dengan mengajukan sebuah pertanyaan.

"Pa Bambang, saya itu sering berbicara (presentasi) didepan umum. Saya sudah mempersiapkan segala sesuatunya. Bahan-bahannyapun sudah saya hafalkan. Persiapan fisikpun tak lupa saya lakukan. Tapi mengapa ya Pak, kalau sudah berhadapan dengan audien saya sering grogi. Terus ujung-ujungnya, presentasi saya sering kacau. Kalau sudah begitu saya memilih berhenti presentasi. Kira-kira kenapa ya Pak ?" Pa Miftah mengakhiri tanyanya.

Sambil santai sayapun bertanya, " Pak Miftah, bapak nggak yakin berhasil waktu mau presentasi ya. Bapak ragu-ragu ya .... kuatir gagal ?

Pa Miftahpun mengiyakan pertanyaan saya dan sejurus kemudian balik bertanya lagi, " Koq Pa Bambang tahu sih apa yang saya rasakan. Terus buat ngilangin rasa grogi itu gimana ya Pa. Kali aja Pa Bambang bisa kasih tips."

Gini Pa Miftah. Otak kita adalah pusat koordinasi teknis dari semua organ tubuh kita. Apa yang tertanam dalam otak akan segera disebarkan sinyalnya ke seluruh organ kita sesuai dengan fungsi masing-masing. Dan semua bagian tubuh kita tidak memiliki SOP untuk menolak. Semua organ kita hanya bisa menerima apa adanya sinyalemen dari otak. Dan setelah itu setiap organ akan merespon sesuai dengan fungsinya.

Apabila yang tertanam dalam otak kita adalah informasi tentang kegagalan dan ketakutan sebelum bapak memulai presentasi, maka sinyal gagal dan takut tersebut akan didistribusikan ke seluruh organ tubuh kita dan organ kita menerima dan segera mengeksekusi apa adanya.

Ketika mulut kita menerima sinyal gagal dari otak maka mulut akan meresponnya dengan kekakuan kita dalam berbicara. Kata-kata kita menjadi tidak teratur. Semestinya bilang " Bapak-bapak, Ibu-ibu ..." maka kitapun bilang " Bapaknya ibu-ibu, Ibunya bapak-bapak ... " danlain-lain.

Ketika kaki-kita menerima sinyal gagal, maka langkah kaki kita diatas forum menjadi gontai dan gemetaran. Kitapun menjadi salah tingkah. Bila kulit kita yang menerima sinyal gagal, maka kulit siap mengeksekusi dengan menjadikan kelenjar keringat bekerja dahsyat dan kitapun jadi banyak mengeluarkan keringat.

Bahkan otak bisa memerintahkan dirinya sendiri untuk berhenti bekerja dan pingsanlah kita karenanya. Atau paling tidak bahan-bahan yang sudah dipersiapkan jadi hilang.
Kalau sudah begini, sehebat apapun kita maka semuanya jadi berantakan.

Makanya, jangan main-main dengan persepsi. Jangan main-main dengan input yang kita tanam ke otak kita. Jangan biasakan otak kita menerima input yang sifatnya negatif dan destruktif.

Jangan juga kita selalu under estimate dengan kemampuan diri kita.
Karena begitu kita negatif thinking dan under estimate, maka informasi yang terrekam dalam otak ini akan didistribusikan ke seluruh bagian tubuh kita. Dan pada akhirnya kita akan mengekspresikan hal uyang negatif, gagal dan kacau.

Cobalah Pa Miftah, sebelum presentasi yakinkan diri kalau Pa Miftah pasti akan berhasil. Yakinlah bahwa Pa Miftah pasti bisa atas ijin Allah.

Apabila sinyal sukses dan berhasil ini yang tertanam dalam otak kita, maka seluruh organ tubuh kitapun akan meresponnya dengan respon keberhasilan dan kesuksesan.

Mulut kita akan lancar menyampaikan materi presentasi dan mudah menjawab pertanyaan, kaki kita akan luwes melenggang melangkah, tangan kita akan sinkron dengan ekspresi bagian tubuh yang lain, wajah kita akan segar sumringah dan murah senyum merespon reaksi audien, dan insya Allah semuanya akan berjalan dengan lancar.

"Bagaimana Pa Miftah, masih tidak yakin akan berhasil lagi kalau nanti mau presentasi ?" tanya saya membuka kesunyian ketika jam menunjukkan jam 03.30 pagi di perjalanan.

"Insya Allah yakin akan berhasil Pa Bambang. Cuma kalau Pa Bambang barangkali ada tips lain agar kita lebih yakin sebelum memulai presentasi ", Pa Miftah melanjutkan.


Baik Pa Miftah.

Pastikan Pa Miftah sudah siap materinya. Kenali siapa audiennya. Pastikan baca bismillah sebelum mulai. Tarik nafas panjang dan tahan sekitar 3-5 detik, kemudian lepaskan pelan-pelan. Ulangi hingga 3 kali. Kemudian melangkahlah masuk dengan keyakinan bahwa Allah akan menolong, melangkah dengan gagah, kembangkan senyum, sapa audien dengan ramah. Dan jangan pikirkan kegagalan.
Insya Allah tidak ada alasan Pa Miftah tidak sukses.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 04.20 dan mobil yang dikemudikan Pa Miftah sudah memasuki area Perkebunan Teh Pagilaran di Batang. Pa Miftahpun mengucapkan terima kasih dengan raut muka yang lebih ceria dari sebelumnya seperti merasa terbayarkan sudah dahaga penasarannya. Dan pagi yang dingin itu menjadi pagi saya yang indah karena sudah menjadi inspirasi kebahagiaan dan kesuksesan bagi orang lain yang semoga dicatat oleh Allah sebagai amal kebaikan.


No comments:

Post a Comment