Pada satu sesi pelatihan Sales Magic di Graha Niaga Kawasan Sudirman, Mr. Tung sang trainer memulai dengan satu kisah tentang dua sahabat kaya raya yang konon juga memiliki kesaktian sehingga mereka berdua bisa berjalan diatas danau.
Alkisah, kedua orang tersebut - sebut saja Banu dan Budi - dulunya pada jaman presiden Soeharto adalah pemain valas. Ketika krismon mendera Indonesia dan rupiah melemah tajam, ketika semua orang berlomba-lomba membeli dolar untuk menangguk cadangan keuntungan dolar dikemudian hari, mereka malah menjual habis dolarnya dan mengambil rupiah.
Dan ketika jaman Habibi menjadi presiden, ketika rupiah mulai membaik dan dolar secara perlahan melemah, mereka kembali menjual rupiahnya dan mendapatkan dolar Amerika. Disaat bersamaan kondisi bisnis properti lagi hancur. Berbagai asset perusahaan yang bangkrut tersapu badai krisispun dijual dengan murahnya dengan standar harga menggunakan satuan dolar. Melihat itu merekapun banyak membeli aset properti, ketika disaat yang bersamaan sebagian besar orang menganggap bahwa membeli properti adalah tindakan yang bodoh karena memang bisnis properti sedang hancur.
Saat Gus Dur memerintah dan bisnis properti mulai menggeliat ditandai dengan banyaknya meningkatnya minat pembeli dan merangkak naiknya harga properti, dua sahabat inipun menjual semua aset propertinya. Dalam usia yang masih muda - setelah menangguk untung besar dari penjualan propertinya - Banu dan Budi pun memilih untuk pensiun dini, mempercayakan uangnya pada fund management yang terpercaya, dan mengasingkan diri dari kebisingan Jakarta dengan membangun vila di Puncak dengan latar belakang pemandangan danau yang luas. Dan dari danau inilah cerita kesaktian dua pensiunan ini bermula.
Penasaran dengan cerita kesaktian mereka berdua yang menyebar di lantai bursa, Agus - salah seorang kolega Budi dan Banu di bisnis valas - memberanikan diri untuk memastikan rumor yang beredar dengan mengunjungi mereka di Puncak. Kedatangan Agus yang memang sudah sangat lama tidak berjumpa dengan Banu dan Budi pun disambaut dengan sangat hangat.
Setelah menginap semalaman, sampailah ketika matahari sudah mulai menyapa di bibir pagi, Banu dan Budi pun mengajak Agus untuk memancing di danau. Dan kesempatan inipun tidak disia-siakan oleh Agus. Tanpa ba bi bu, ajakan itu segera disambutnya dengan sahutan, " siapa takuuutt ..." Dan merekapun mulai memancing di danau dengan masing-masing menaiki sebuah sampan secara terpisah.
Jam mwnunjukkan pukul 09.30 ketikan tiba-tiba Banu berteriak, " Budi, Agus, gua laper nih. Yuk makan dulu yuk di saung ."
Agus diam saja tidak menjawab, tetapi Budi menjawabnya dengan lantang, " Ah lu Nu, berisik. Kalau mau makan, makan sendiri sana. Gua lagi asyik nih."
Mendengar jawaban itu, Banupun menjawab, " Oke kalau gitu, guwa makan duluan ya," sambil kemudian turun dari sampan dan berjalan diatas air danau.
Agus yang sedari tadi menunggu-nunggu momen ini kemudian terbelalak matanya. Sambil bengong pikirannya berujar, " gila si Banu. Ternyata dia emang bener-bener sakti.
Setelah selesai makan, Banupun kembali ke sampannya dengan cara yang sama seperti sebelumnya. Dia menceburkan ke danau dan berjalan diatas danau tanpa bisa tenggelam.
Ketika jam menunjukkan pukul 11.00 siang, giliran Budi yang mulai merasa lapar. Budipun mengajak Banu dan Agus untuk menemaninya makan. Banupun menjawab, " Elo gimana sih Bud. Guwa kan udah makan tadi. Tahu tuh dengan Agus. Dia kan belum makan dari tadi."
Agus yang masih menyimpan penasaran dengan kesaktian Budi memilih untuk menggelengkan kepala tanda belum mau makan.
Karena ajakannya tidak mendapatkan respon yang baik, akhirnya Budipun segera turun dari sampan dan kembali berjalan di atas danau persis seperti apa yang dilakukan oleh Banu sebelumnya. Tanpa ragu Budipun berjalan diatas danau menuju saung. Dan kembali Agung dibuat bengong oleh tingkah Budi, yang kelihatannya semakin yakin bahwa Banu dan Budi memang benar-benar sakti.
Dan setelah selesai makan, Budipun kembali ke sampan dengan cara yang sama seperti sebelumnya, berjalan diatas danau tetapi tidak tenggelam.
Ketika jam menunjukkan pukul 12.00, giliran Agus yang mulai merasa lapar. Aguspun mengajak Banu dan Budi buat makan siang. Belum lagi Banu dan Budi selesai menjawab, Aguspun segera memotong, " baik-baik, guwa tahu. Guwa harus makan sendiri karena elu berdua sudah makan."
Karena gengsi melihat Banu dan Budi yang menuju saung dari sampan dengan cara berjalan diatas danau, maka Aguspun memberanikan diri untuk melakukan hal yang sama. Dan ketika langkah Agus sudah mengenai permukaan danau, tiba-tiba terdengar bunyi ... " byurrrr byuuurrr." Ternyata Agus tercebur ke danau karena dia tidak bisa berjalan diatas danau.
Melihat kejadian itu, buru-buru Budi menyalahkan Banu. " Elu sih Nu yang mulai duluan. Pakai berjalan segala diatas air," sahut Budi.
Banupun tak mau begitu saja disalahkan, " Elo juga tuh Bud, pakai ikutan guwa segala. Berjalan di atas danau."
Sambail membawa Agus ke tepian, akhirnya Banu dan Budi mulai introspeksi diri dan menyesali perbuatannya dengan mengatakan, " mestinya kita kasih tahu dulu sama Agus, dimana kita bikin tonggak-tonggak beton bust kits berjalan. Biar dia juga berjalan di atas tonggak beton itu."
...................................................................
Dalam kehidupan nyata, sering kita melihat ada orang yang kelihatan begitu hebat atau beruntung. Apa saja yang dilakukannya selalu berbuah kesuksesan. Hampir-hampir kita tidak pernah mendapatinya dalam kegagalan. Saking anehnya peralaku kesuksesannya, sering kita menganggap bahwa si orang tersebut memiliki kekuatan lebih - semacam kesaktian - yang tidak dimiliki orang lain. Atau kita sering menilai bahwa tentu ada kekuatan magis yang menyertai kesuksesan orang tersebut.
Dalam dunia jual menjual ada Joe Girard yang fenomenal dan tercatat di Guiness Book of Record sebagai penjual tersukses. Atau ada orang muda macam Brad Sugar yang kegemarannya membeli perusahaan yang bangkrut - sehingga sering dia beli dengan $ 0 - tetapi selang beberapa waktu perusahaan tersebut jadi boom dengan harga saham melangit. Atau di Indonesia sendiri ada semacam Pa Tung yang setiap kali ngadain seminar pesertanya selalu membludak. Dan tentu rupiah atau bahkan dolarpun mengalir dengan deras.
Sebenarnya kalau kita tahu apa-apa saja yang menjadikan mereka sukses - seperti kalau Agus tahu dimana letak tonggak beton yang digunakan oleh Banu dan Budi untuk berjalan di atas danau - daqn kita bisa melakukan sebagaimana yang mereka lakukan, maka kesusksesan bisa menjadi milik siapa saja. Karena pada dasarnya apabila seseorang bisa mendapatkan kesuksesan dalam bidang yang ditekuni, maka kita semua bisa belajar untuk melakukan hal-hal yang menjadikan orang tersebut sukses.
Persoalannya adalah bahwa kebanyakan kita tidak tahu banyak hal yang menjadikan orang semacam Pa Tung sukses. Kalaupun tahu, barangkali kita belum melakukan apa yang kita tahu. Kalaupun sudah melakukan barangkali kita kurang memiliki presistensi.
Tugas kita hanyalah memastikan bahwa semua prasarat untuk sukses terpenuhi. Adapun tentang anugerah kesuksesan itu semata-mata tugas Allah. Kalaulah kesuksesan belum menjadi bagian hidup kita, maka tentulah ada bagian hak Allah yang belum kita tunaikan yang menjadikan-Nya belum berkenan memberikan bagian kesuksesan buat kita semua.
Wallahu a'lam
Dalam kehidupan nyata, sering kita melihat ada orang yang kelihatan begitu hebat atau beruntung. Apa saja yang dilakukannya selalu berbuah kesuksesan. Hampir-hampir kita tidak pernah mendapatinya dalam kegagalan. Saking anehnya peralaku kesuksesannya, sering kita menganggap bahwa si orang tersebut memiliki kekuatan lebih - semacam kesaktian - yang tidak dimiliki orang lain. Atau kita sering menilai bahwa tentu ada kekuatan magis yang menyertai kesuksesan orang tersebut.
Dalam dunia jual menjual ada Joe Girard yang fenomenal dan tercatat di Guiness Book of Record sebagai penjual tersukses. Atau ada orang muda macam Brad Sugar yang kegemarannya membeli perusahaan yang bangkrut - sehingga sering dia beli dengan $ 0 - tetapi selang beberapa waktu perusahaan tersebut jadi boom dengan harga saham melangit. Atau di Indonesia sendiri ada semacam Pa Tung yang setiap kali ngadain seminar pesertanya selalu membludak. Dan tentu rupiah atau bahkan dolarpun mengalir dengan deras.
Sebenarnya kalau kita tahu apa-apa saja yang menjadikan mereka sukses - seperti kalau Agus tahu dimana letak tonggak beton yang digunakan oleh Banu dan Budi untuk berjalan di atas danau - daqn kita bisa melakukan sebagaimana yang mereka lakukan, maka kesusksesan bisa menjadi milik siapa saja. Karena pada dasarnya apabila seseorang bisa mendapatkan kesuksesan dalam bidang yang ditekuni, maka kita semua bisa belajar untuk melakukan hal-hal yang menjadikan orang tersebut sukses.
Persoalannya adalah bahwa kebanyakan kita tidak tahu banyak hal yang menjadikan orang semacam Pa Tung sukses. Kalaupun tahu, barangkali kita belum melakukan apa yang kita tahu. Kalaupun sudah melakukan barangkali kita kurang memiliki presistensi.
Tugas kita hanyalah memastikan bahwa semua prasarat untuk sukses terpenuhi. Adapun tentang anugerah kesuksesan itu semata-mata tugas Allah. Kalaulah kesuksesan belum menjadi bagian hidup kita, maka tentulah ada bagian hak Allah yang belum kita tunaikan yang menjadikan-Nya belum berkenan memberikan bagian kesuksesan buat kita semua.
Wallahu a'lam